TOXIC BUT NOT TOXIC
Semakin aku menjalani hidup aku semakin mengerti bagaimana sulit, susah, rumitnya sebuah kehidupan. Apa lagi yang sedang aku jalani sekarang. Semakin menjalaninya aku semakin merasakan hal-hal yang ku sebutkan tadi. Banyak sekali hal baru yang aku pelajari di umurku saat ini yang sudah menyentuh angka 20 tahun lebih ini. Entah itu sesuatu yang positif atau pun negatif, Semua itu aku terima dengan sangat amat banyak sekali peristiwa yang aku jalani sampai saat ini.
Sampai satu titik aku merasa sudah sampai pada fase dimana aku merasaa berada di lingkungan yang toxic. Sebelum bercerita lebih lanjut, Menurut sebuah artikel yang aku baca di internet, Toxic adalah sebuah kondisi seseorang atau tempat yang bisa di kategorikan menyulitkan atau menyusahkan orang lain yang sedang berada di situasi atau orang tersebut yang membuat kita sebagai orang yang mencoba menjalani kehidupan yang normal mejadi terusik. Untuk menjelaskan nya saja dari kata kata yang aku susun sudah sangat membuat ku tak nyaman. Aku sadar ketika aku berada di situasi Toxic ini aku merasakan hal yang sangat amat aku tidak suka dan mengganggu apa yang aku lakukan saat itu. Situasi Toxic yang sangat amat banyak sekali aku rasakan berada di lingkungan kerjaku sendiri, Yang mungkin sudah ku anggap pekerjaan ku ini adalah rumah kedua yang aku tempatkan.
Aku sangat menyukai bahkan bangga sekali ketika profesi yang aku idam idamkan saat masih sekolah bisa aku capai dan aku jalankan sekarang. Aku bersyukur sekali Tuhan bisa menempatkan ku di profesi yang aku ingini ini dari dulu. Sehingga sangat amat berdampak sekali pada tanggung jawab yang aku pegang saat ini di tempat kerja. Semua tanggung jawab berat yang mungkin bagi sebagian orang sangat sulit di kerjakan, Tapi bagiku itu bisa jadi sebagai penambah potensi ku dan skill baru untuk di masa depan jika di percaya memegang suatu bisnis. Ya mungkin di awal aku tidak mau berbohong juga si, Karena aku sempat mengeluhkan pekerjaan ku itu karena aku terlalu berekspetasi berlebih sebelumnya. Yang ku kira pekerjaan ini tidak begitu melelahkan tapi yang ku bdapat sangat amat melelahkan bahkan sampai sempat berpikir untuk beralih profesi. Untung saja aku tidak menyerah begitu saja, Aku mengubah pola pikirku dan ya sampai saat ini aku bisa tetap bekerja di profesi ku saat ini.
Sedang asik menjalani rutinitas pekerjaanku ada saja hal-hal yang membuat ku tidak nyaman dan merasa terganggu. Ya itu adalah situasi Toxic atau orang yang Toxic yang tadi aku bahas di awal cerita ku ini. Mengapa aku bisa menyimpulkan aku bisa berada di lingkunan atau di dekat orang Toxic adalah ketika aku terus menerus setiap hari di elu elukan perihal keyakinan ku sebagai Minoritas di tengah-tengah mayoritas di tempat kerjaku ini. Mereka sering mempertanyakan kenapa keyakinan ku melakukan hal yg dilarang keyakinan mereka. Aku sudah sempat berdiskusi bahkan menjelaskan sesuai dengan apa yang aku yakini, Tetapi tetap saja mereka terus menerus mempertanyakan bahkan mengejek cara ku berdoa. Aku begitu sangat amat kesal bahkan ingin marah cuma aku tidak bisa berbuat apa-apa selain memendamnya dalam hati. Karena bagi ku, Aku tidak perlu membalas perbuatan mereka Aku cuma harus memberikan gambaran baik saja apa yang keyakinanku ajari terhadap umatNya.
Hal lain lagi yang aku rasakan adalah ketika atasan ku berbicara tidak sesuai dengan apa yang ia sampaikan kepadaku tapi berbeda lagi apa yang di sampaikan pada rekan kerja ku. Dan kejadian itu sering terjadi. Jika itu kejadian hanya sekali saja ya aku bisa menggapnya hanya sebuah angin yang berhembus lewat di hadapan ku. Tetapi malah menjadi badai topan yang terus menerus terjadi di setiap musim di kawasan benua dimana tempat ku tinggal. Tidak cuma omongan tetapi juga cara dia meminpin kami pun sangat amat membuat aku jengkel, di mulai dari ucapan dia yang keluar saja tanpa adanya aksi yg dia buat, pengambilan keputusan sendiri tanpa harus di perbincangkan atau di setujui bersama dengan team nya yang ada. Dan sikap dia yang seperti bunglon suka berubah ubah dan suka mencari muka terhadap owner atau orang kepercayaan owner. Pada akhirnya kami sebagai team yang kena imbasnya akibat sikap negatif yang ia lakukan terhadap kami.
Sempat berpikir untuk mencari tempat baru yang mungkin bisa ku tempatkan bekerja dan menghindari orang-orang macam aku ceritakan tadi . Hanya saja di kondisi wabah covid-19 saat ini yang membuat sebagian karyawan di phk dan dirumahkan tanpa gaji, itu bisa sangat amat menyulitkan ku. Aku sempat bergumul beberapa minggu lamanya karena hal ini. Sampai akhirnya kau tetap harus bertahan dengan kondisi yang aku rasakan saat ini. Yang membuat ku kuat akan keputusan ini adalah aku selalu berdoa agar di beri jawaban ataupun petunjuk kepada Tuhan supaya keputusan yang ku ambil ini tidak salah. Hingga pada akhirnya aku putuskan untuk bersikap fokus pada pekerjaan ku dan menganggap kondisi yang aku gumuli saat ini adalah sebuah pacuan ku untuk berkembang menjadi manusia yang baik dan alat Tuhan untuk menunjukan kuasa Nya.
Sempat juga ada masukan untuk ku, karena saat itu juga aku bertanya kepada seorang yang ahli dalam bidang dan ilmu psikologis dan membaca beberapa buku yang membahas soal mental disorder. Karena aku waktu itu takut ketika aku menghadapi pergumulan ku akan berpengaruh pada kesehatn mental ku juga. Aku di sarankan untuk keluar saja di lingkungan seperti itu. JIKA, sudah mulai mengganggu jam istirahat dan pikiranku. Sempat aku merasakan hal itu cuma saja balik lagi yang aku jelaskan di paragraf sebelumnya akan ketakutan ku soal tidak mendapatkan tempat baru untuk bekerja. Dan akhirnya aku putuskan aku untuk bertahan dan mengubah pola pikir yang aku jalani di tempat kerja. Aku menanamkan sebuah kalimat seperti ini di dalam pikiran dan hati ku "Cobalah untuk bersikap bijaksana di tengah-tengah orang yang hanya mengandalkan jabatannya tanpa adanya kebijaksanaan dalam diri mereka".
Jadi, tidak ada salahnya kita berada dilingkunan Toxic sekalipun jika itu tidak mengganggu jam istirahat dan kesehatan mental kita.Tergantung bagaimana kita menyikapi hal tersebut. Jika memang sudah sangat amat tidak bisa kamu atasi dan malah membuat stress bahkan mengganggu kesehatan mental kita tidak ada salah nya juga kamu menjauh bahkan pergi untuk meninggalkan situasi dan orang Toxic yang kita jalani saat ini. Karena menurut ku kesehatan mental itu sangat penting sekali untukl di jaga. Untuk kita yang masih bertahan di lingkungan Toxic, sangat amat dengantegas ku katakan JANGAN TERPENGARUH DENGAN SITUASI ATAU ORANG TOXIC yang berada di sekitar kita. Jadilah pribadi yang terbaik untuk diri anda. Jika memang orang masih menggap anda belum terbaik ya sudah biarkan saja setidaknya Kamu sudah menjadi yang Terbaik untuk diri mu dan untuk Tuhan sendiri. Oh ya satu hal yang ingin kusampaikan. Ketika kamu sudah Bekerja, jadikan pekerjaan itu menjadi sebuah peribadahan dan rasa syukur kita terhadap Tuhan samg pemberi pekerjaan kita dan ingat "Biarlah pekerjaan yang kamu jalani tujuan nya untuk menyenangkan hati Tuhan, bukan untuk menyenangkan hati manusia." Dengan kamu berpikir seperti ini pasti pekerjaan yang kamu alami bisa terasa ringan meskipun kondisi dan situasi tidak mendukung.
Untuk itu jalani lah kehidupan mu dengan penuh rasa syukur dan ingat...
Toxic But Not Toxic.
Komentar
Posting Komentar